Rabu, 28 Februari 2018

Mr. Endorphines



Hari ini cukup melelahkan. Jam dinding menunjukkan pukul 19:14 WIB. Aku sedang bersandar sambil makan coklat dirumahku yang mungil dan nyaman ini. Ibuku sedang asik dengan sinetron andalannya, namun aku masih risau menunggu kabar darinya. Tidak, aku tidak sedang LDR. Pacarku hanya berjarak +-20km dari rumahku. Hanya perlu 30 menit untuk sampai di tempatnya. Kesibukkannya yang membuat kini aku harus menanggung rindu setiap harinya. Tapi tidak seperti Milea, aku masih bisa bertemu dengannya sesekali, hanya saja tidak bisa sesering dulu.

Sebut saja dia Mr.Endorphines. Ya! Dia memang sumber kebahagiaanku, hehe. Aku tidak akan membahas mengapa aku memanggilnya seperti itu, karna akan sangat panjang. Yang perlu kalian ketahui adalah.. Dia orang yang akan bertemu denganmu bukan ketika dia ada waktu luang, tapi dia meluangkan waktunya hanya untukku. Jika menunggu waktu luang, mungkin takkan ada kesempatan bertemu, tapi berkat dia yang meluangkan waktunya dengan mengorbankan hal lain, aku bisa bertemu dengannya, meskipun terkadang dia sampai ketiduran di café wkwk (karna kelelahan).

Dia adalah Dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis di salah satu rumah sakit yang ada di Bandung. Aku tidak mengerti bagaimana iklim di kedokteran, tapi menurut ceritanya, disana itu sangat kental dengan senioritas. Didikan yang ketat dan disiplin dari senior dan Dokter Ahli (konsulen) membuatnya menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah sakit. Dia hanya punya waktu untuk meneleponku di pagi hari sebelum mulai dan di malam hari setelah selesai. Itu pun karna pendidikan belum resmi dimulai, baru sekedar perkenalan. Mungkin seperti masa orientasi kalo di sekolah.

Setelah ini, akan jauh lebih sibuk lagi. Aku hanya bisa membayangkan, dan rasanya menakutkan. Tapi, siap atau tidak tetap harus aku jalani. Demi masa depannya. Dan juga aku, jika berjodoh (amin). Apakah aku kaget dengan sikapnya yang berubah? Tidak. Kami sudah bicarakan ini sejak lama. Mungkin 2-3 bulan yang lalu.

“Aku mau ngurus untuk sekolah. Mungkin setelah ini aku bakal sibuk banget. Yang biasanya bales chat hitungan detik, mungkin nanti gabisa. Biasanya ketemu tiap hari, mungkin nanti seminggu sekali atau lebih, itu pun harus diatas jam 10 malam” Ujarnya.

Aku hanya diam dan mendengarkan. Begitu kalimat itu terucap, aku sudah bisa membayangkan bagaimana kesulitan yang akan aku hadapi. Rasa bosan, kesepian, dan rindu.

“Tapi kamu gak usah khawatir, aku beneran kerja kok. Aku bukan main atau selingkuh dan sebagainya. Tapi kamu harus siap. Karna tantangannya akan berat, aku mau kamu jadi wanita classy yang setia.” Dia memang sedang mengajarkan aku untuk menjadi wanita classy. Ya! Sebelum bertemu dengannya, hidupku memang berantakan. Nanti aku akan jelaskan.

Dia adalah pria yang bisa dipercaya. Pria yang penuh komitmen. Bertanggung jawab. Dan lucu. Tidak seharipun terlewat tanpa membuatku tertawa. Kadang aku sampai menangis, karna kelucuannya. Dia bukan lagi diusia remaja sepertiku. Bahkan usia kami selisih 5 tahun. Tapi ketika bersamanya, aku seperti bersama teman sebayaku. Hebatnya, dia juga tetap bisa tegas saat memarahiku ketika aku membuat kesalahan.

Sekarang sudah pukul 20:10  WIB. Dia masih sibuk di Rumah Sakit. Dia sempat memberiku kabar disela-sela kesibukkannya. Tapi aku tetap rindu.

Hari ini adalah hari ke-18 aku magang di salah satu perusahaan BUMN di Bandung. Tidak banyak yang menarik, hari ini cukup membosankan. Setelah pulang, aku sempatkan untuk mengurus bisnisku hingga hari mulai petang. Lelah..

Aku membutuhkannya saat aku mulai bosan di kantor. Aku membutuhkannya saat aku mengantuk di jalan. Aku membutuhkannya saat malam sebelum tidur. Tapi aku tau dia tidak bisa.

Namun sebaliknya, aku harus selalu bisa saat dia membutuhkanku. Meskipun aku harus kesiangan berangkat ke kantor karna dia menelepon, atau aku harus mengangkat teleponnya di depan atasanku, bahkan harus menjawab teleponnya ditengah malam ketika aku sudah tertidur.

Aku tidak mengeluh. Aku hanya sedang berusaha menjadi wanita terbaik untuknya. Karna bagiku, dia adalah yang terbaik. Perjalanan pun sebenarnya baru dimulai. Aku takut. Tapi aku yakin aku bisa.

My Endorphines. aku rindu.


To be continue..

Minggu, 09 November 2014

Short Story: UNFORGETABLE!



Mataku terus tertuju padamu saat kulihat dirimu TERSENYUM.

Ingin aku menyapa namun ku terdiam tak kulakukan.

Mungkinkah kau pun juga begitu tau kau masih malu

Sungguh ingin ku sapa namun ku terdiam tak ku lakukan.

Bait pertama lagu Maliq D’essential ini lah yang bisa melukiskan sebuah rasa yang mengganjal setiap kali aku melihatnya. Aku adalah mahasiswa baru di salah satu universitas negeri di Bandung. Dan dikampus ini lah pertama kali aku melihatnya. Berdiri diatas sana dengan gagahnya. Walaupun jarak kita terbentang 2 tahun tapi tak menyulitkan ku untuk bertemu dengannya. Bertemu? Mungkin itu bukan kata-kata yang tepat karena ia tak sama sekali mengenalku. Aku hanya bisa mengamatinya dari jauh. Untuk berbagai alasan mungkin harus ku akui bahwa aku kagum.
Tak sulit jika aku ingin bertemu dengannya, karena ia adalah salah satu kaka tingkat yang akan selalu terpampang wajahnya saat masa ospek jurusan atau yang sering kita sebut kaderisasi. Kaderisasi periode pertama ini mungkin sudah kulalui dengan indah. Mengapa tidak? Kalau bukan berkat kaderisasi ini tidak mungkin aku bisa mendapatkan kontaknya dan bahkan foto bareng. Tugas yang diberikan oleh ketua kaderisasi itu membuat aku bisa sedikit dikenal olehnya. Mungkin. Tapi tak hanya sampai situ. Tepat dihari ketiga kaderisasi periode pertama itu ada salah satu tugas yang mengharuskan ku untuk menuliskan sebuah “feature” untuk kaka tingkat yang aku kagumi. Ya siapa lagi. Sudah pasti nama cowok itu lah yang terpampang nantinya di feature ku.

Deadliner sejati! Itulah aku. Ku raih pulpen dan kertas di depan mataku tepat 8jam sebelum tugas itu dikumpulkan. Ku tulis kata perkata hingga akhirnya feature itu selesai. 

Entah apa motivasi temanku sehingga ketika pembacaan feature secara acak pagi itu ia meneriakkan namaku sehingga mau tak mau aku harus membacakannya di depan lebih dari 100 pasang mata itu. Membuat aliran darah ini rasanya ingin berhenti karena malu. Aku baca kata demi kata dengan diiringi sorak sorak peserta dan mentor lain yang mendengarnya. Sudah habis pagi ini muka ku memerah akibat sindiran-sindiran menggoda yang sengaja mereka lontarkan padaku. Ah sudah lah. ‘baca dan lupakan’ fikirku. 

Sampailah kita pada hari terakhir masa kaderisasi periode pertama. Membuatku sedikit bernafas lega karena sepertinya hari ini tidak akan menjadi hari yang memalukan seperti hari ketiga. Aku bisa yakinkan itu karena Rundown acara tersebut hanya berisi pemutaran film dan pentas seni. Sampai pada saatnya tiba-tiba terjadi kesalahan teknis pada multimedia yang mengharuskan panitia untuk memberikan selingan agar peserta tak jenuh sembari menunggu waktu.

Aku melihatnya. Ya! Cowok itu. Yang aku kagumi saat pertama kali aku melihatnya berbicara di depan sana. Dan siapa lagi. Yang namanya terpampang jelas di feature-ku. Seketika jantungku berhenti berdetak saat ia maju ke depan sana dan berbicara,

“perhatian.. saya akan membacakan salah satu feature teman kalian yang katanya dipilihkan oleh mentor sebagai feature terbaik yg dituliskan untuk saya” 

*MAMPUS!*
‘itu pasti bukan punya gue, kan kemarin udah dibacain, masa iya dibacain dua kali’ ujarku dalam hati untuk menghibur kepanikan ini.

“karna disini ga ada judulnya mungkin saya langsung bacain aja ya.. tapi buat orang yang menulis nanti harus maju ke depan”

*PIAS*
Aku mulai merubah posisi duduk ku dengan tak tenang ketika teringat bahwa feature-ku pun tak berjudul.

“Setitik putih akan selalu terlihat diantara hitam walupun kecil, begitu juga dengan dirinya bla bla bla bla bla.........”

*MATI GUE! ITU BENER-BENER FEATURE GUE!*

 Seketika aku menyembunyikan mukaku yang tak tahu harus ditaruh dimana seiring alunan kata demi kata dalam tulisan itu yang ia bacakan. Aku mungkin tipikal orang yang cuek dan tidak peduli dengan apa itu ‘malu’. Tapi untuk hal ini entah mengapa berbanding terbalik. Semakin ramai ruangan itu oleh teriakan teriakan usil yang ditujukan kepadaku. Pasrah. Aku hanya diam dan menunggu apa selanjutnya yang terjadi.

Tak sampai 5 menit, ia pun selesai membacakannya. Namun kini muka ku mulai tak beda jauh dengan kepiting rebus saat perlahan ia berjalan kearahku dan mengajakku untuk ke depan sana. Ah tidak! Mimpi apa aku semalam??????????? Ia ulurkan tangannya namun tak segera ku jabat. Antara ‘seneng, gak nyangka, malu, nerveous, salting’ yang menjadi satu membuat setan dalam otakku berbisik ‘ambil gak yah, ambil gak yah’ namun segera aku berfikir ‘ambil aja. Kesempatan gak datang dua kali’. Ia masih menungguku menjabat tangannya. Ku tatap matanya dengan tajam untuk meyakinkan hatiku. Dan 5 kata yang ia ucapkan membuat aku takan pernah lupa seumur hidupku.

“gak mau pegang tangan aku?” 

*GILAAAA! 5 KATA YANG MEMBUAT GUE MELELEH SELELEH-LELEHNYA!!!!!! WOYYY TURUNIN GUE! LU BIKIN GUE TERBANG AMPE KEAWANG-AWANG!*

Langsung kujabat tangannya tanpa ragu dan ia menarikku ke depan sana. Bukan hanya itu.

“feature ini dibuat oleh Anggun Novitasari dari IKOM 1-B. Dan klo temen-temen mau tau, anggun ini wawancara saya via line. Dan disini tertulis kalo dia kagum. Kagum doang nih? Gak lebih? Kalo lebih juga gak apa apa” 

*SPEACHLESS! BUKAN LAGI MELELEH BANG TAPI UDAH MENCAIR INI NAMANYA*

Senang bukan kepalang yang kurasakan pada saat itu. Entah ia merasakan hal yang sama atau tidak tapi harus ku akui bahwa hari ini adalah hari yang tak mungkin aku lupakan bahkan sampai tua nanti.
And the last.... apapun persepsi yang kalian punya saat baca tulisanku diatas. Kalian harus tau bahwa ini hanyalah rasa kagum adik kepada kakaknya. Dalam arti, aku tak menyimpan harapan lebih agar dia jadi milikku. Karena untuk beberapa alasan aku tak mau itu terjadi.

Kamis, 16 Agustus 2012

Short Story: Penyesalan Terdalam


Di bilang nyesel, ya nyesel banget.

Pertemuan pertama kita berawal dari si gadis makcomblang, dia lah yang mempertemukan kita. Tepatnya siang itu, di samping sekolah, pertama kali kita bertemu. Terlihat canggung memang, wajar saja karena kita belum saling mengenal. Lalu dihari yg sama ketika malam hari, kita kembali bertemu di suatu tempat yg memang sudah kita rencanakan sebelumnya. Pendekatan pun mulai terjadi. Disitu lah awal mula pertemanan kita.
Seiring berjalannya waktu, aku dan kamu pun menjadi sering bertemu, dan keakraban kami pun mulai terlihat. Hingga pada akhirnya aku tau kalau kamu ternyata menyukaiku. Tidak ada yang special menurutku. Karna disitu perasaanku belum sedalam perasaanmu. beberapa kali kamu mengucapkan kata sayang namun tak pernah aku gubris sedikitpun. Telepon mu aku sering reject, sms mu jarang aku balas, karna aku tak memiliki perasaan yg lebih seperti yg kau miliki.

Beberapa hari ke belakang kamu sering menyuruhku untuk kerumahmu, tp aku selalu saja menolak karna aku ingin kamu yg menghampiriku bukan aku. Egoku saat itu. Dan kamu pun bersedia, namun rencana itu selalu digagalkan oleh kesibukanmu di bengkel, dengan melayani motor motor milik pelanggan-pelanggan mu, sehingga membuatmu lelah dan jatuh sakit.
Malam itu aku mendapat kabar bahwa kamu masuk UGD rumah sakit. Ingin rasanya aku menjengukmu, tp aku lebih memilih untuk pergi bersama teman temanku untuk urusan karir ku juga. Ah! Besok juga masih bisa jenguk. Fikirku saat itu.

Hingga akhirnya ketika aku terbangun dari tidur dan hendak untuk sahur, aku mendapat kabar tentang kepergianmu.. Setengah sadar, aku belum menyadari pesan singkat yg dikirimkan oleh temanku yg mengatakan bahwa kamu… Meninggal dunia.
Setelah kesadaranku kembali sepenuhnya, aku baru menyadari bahwa kamu... orang yang menyayangiku dengan tulus, benar-benar-pergi. Ya! Kamu.. Meninggal dunia. meninggalkan aku, meninggalkan teman-temanmu, meninggalkan keluargamu, meninggalkan orang-orang yg kau sayangi, untuk selamanya.
Entah harus berkata apa, aku hanya menatap ke layar ponselku dengan tatapan kosong. Berusaha menghibur diriku sendiri dengan fikiran kalau dia tidak benar benar meninggal, melainkan hanya mencoba menguji tingkat kepedulianku terhadapnya dengan berpura-pura meninggal. Tapi ternyata sia-sia. Kenyataannya adalah…. Kamu benar-benar pergi. Kamu benar-benar tak disini. Kamu benar-benar tak bernafas. Kamu benar-benar TIADA.

Pagi itu tepat pukul 08.00 aku datang kerumahmu, membawa sejuta penyesalan dihatiku. Mengapa dengan gobloknya aku tak mau meluangkan waktuku untuk bertemu denganmu? Mengapa aku tak mau barang sebentar saja menjengukmu ke rumah sakit? Mengapa di detik-detik terakhir hidupmu aku tak berada disampingmu? Mengapa harus secepat ini kamu pergi? Mengapa harus kamu? Mengapa mengapa mengapa??
Tak satupun yang bisa menjawab pertanyaanku.
Masih teringat jelas sekali pesan singkat terakhir yg kamu kirimkan ke ponselku yang berisi sms : 
“kangen anggunL, aul sayang sma anggun”
Inilah pesan terakhir darimu yg hingga sekarang masih aku simpan baik-baik, pesan yg belum sempat aku balas, sama halnya dengan perasaanmu yang belum sempat aku balas.
Ya! Memang penyesalan selalu datang diakhir. Dan hal itulah yang paling aku benci.
Hatiku semakin tersayat saat melihat keranda mayat di depan rumahmu, yang tak lain ada kamu didalamnya..  Ingin rasanya aku memarahi semua orang yang menggotongmu ke pemakaman, karna harusnya ini tak boleh terjadi!!! Kamu tak boleh pergi!!!

Hal terakhir yang aku lihat darimu adalah ketika kamu sudah terbalut kain kafan putih rapih dan lagi lagi aku ingin memarahi mereka yang mulai menimbun mu dengan tanah sambil membacakan doa untukmu, rasa kesal dan sedihku sudah mulai memuncak. Air mataku tak hentinya menetes saat melihat nisan yg tertulis jelas namamu AULIA RAHMAN .. Aku mohon, semoga aku terbangun dari mimpiku tuhan.. Khayalku saat itu. Karena ini bukanlah mimpi. Benar-benar terjadi seperti apa yang aku lihat. Sangat menyakitkan saat aku menyadari bahwa aku adalah orang terakhir yang kau suka, orang terakhir yg kau sayang, sangat menyakitkan bukan? karena apa? karena di sisa hidupmu aku blm sempat membuatmu bahagia bahkan dengan membalas perasaanmu sedikit saja aku tak mampu.
Tabahkan diriku yaallah, berikan ku kekuatan untuk menerimanya, agar dia pun tenang di alam sana.
Berikanlah dia tempat terindah disampingmu yaAllah, jaga dia dan lindungi dia yaAllah, semoga amal ibadahnya selalu diterima oleh Allah swt. Aminnn 

"Aul... makasih atas semua yang udah aul kasih sama anggun, perhatian aul, kasih sayang aul, makasih juga aul selalu bantuin anggun.. apalagi pas motor anggun rusak hehe inget kan aul? sama makasih juga udah nyuciin motor anggun jd cantik:) Anggun minta maaf ya aul, pas aul lagi butuh anggun, lagi pengen ketemu anggun, anggun malah ga ada buat aul:( sampai akhirnya anggun ngeliat aul udah pake baju putih deh, baju yg paling anggun benci. sampe aul akhirnya istirahat ditempat barunya aul.. semoga aul betah ya disana :') anggun disini cuma bisa doain aul aja.. maaf anggun belum bisa bales kebaikan aul:( Good bye AULIA RAHMAN"

untuk yg baca, doain aul juga ya :)

Rabu, 29 Februari 2012

Short Story: Itu cukup indah. Cukup.

"Manisnya dunia ini :)"
"indahnya dunia ini :)"
Tak ingin cepat berakhir rasanyaa
Seakan baru kemarin aku mengucapkannya namun sekarang seketika semua berubah. Tak ada senyuman! Tak ada nyanyian! Tak ada tarian kesana kemari! hanyalah aku disini. dengan kepedihan.
Apa lagi yang aku harapkan? sudah jelas-jelas ia tidak menyayangiku. Ya! ini masih tentangnya. Ia yang beberapa waktu lalu menyayat hatiku dengan ucapan yg ia lontarkan "aku-masih-sayang-dia" dan ia yang beberapa waktu lalu berjanji untuk tidak lagi menyayanginya. -seorang gadis dari masa lalunya- 
Janji? Ah! seharusnya aku bisa menduga. Kau takan bisa memenuhi janjimu. Tapi aku dengan bodohnya terus saja mempercayaimu.

Sakit, sayang.
Tak tau kah kau bagaimana rasanya hatiku?
Hancur! sangat hancur
Pesan singkat yang kau kirimkan kepadanya sore itu jelas-jelas berkata bahwa kau menginginkannya kembali ke sisimu. Kau katakan padanya "bolehkah aku bersamamu kembali suatu saat nanti?" dan kau berkata lagi "pokonya aku akan kembali ke sisi mu lagi."
HEY!! TAK TAU KAH AKU INI MASIH KEKASIHMU?? atau kah kau sedang bersandiwara seakan aku tak tau dan aku takan marah membacanya ??? begitu kah??
Tidakkah kau berfikir saat itu betapa hancurnya hatiku? betapa hilangnya semua harapan yang ku punya selama ini.
Apa yang ada di fikiranmu? tak bisakah kau menjaga perasaanku barang sedikit saja? tak bisa kah?
LALU APA ARTI SEMUA INI? untuk apa kau bersamaku saat ini jika memang pada akhirnya dia lah yang kau harapkan dan kau inginkan?
Atau kau hanya ingin menjadikanku sebuah boneka barbie nan anggun yang bisa kau mainkan saat kau merasa jenuh? begitukah?
Hatiku yang sedang kau permainkan! bukan barbie!

Okey. Memang  saat itu aku masih meredam amarahku. Aku tidak ingin gegabah sebelum aku mengetahui yg sebenarnya. Aku memulai untuk menanyakannya langsung kepadamu tentang sebuah pesan singkat yg aku baca kala itu. dan kau pun menjelaskannya kepadaku. Aku terdiam. Memang bukan sebuah jawaban yg aku harapkan. Namun setidaknya kamu sudah jujur. Aku hargai itu.
Kau akui kalau kau memang berkata seperti itu padanya. dan memang benar kalau kau ingin kembali lagi padanya.
Maaf. Maafkan aku yang saat itu meneteskan air mataku didepanmu. Maafkan aku yang terlihat lemah di depanmu. Tapi setidaknya hargailah perasaanku.  orang yang menyayangimu dan masih tetap menyayangimu walaupun kau kini telah memilih untuk pergi :')


Itu cukup indah. cukup

Senin, 30 Januari 2012

Selamat tinggal :(

Aku selalu meratapi nasibku. Kenyataan yang amat menyakitkan ini harus ku hadapi. 

3tahun yang lalu saat kita pertama bertemu.  disini.  ditempat ini. Kau terlihat sedang mencari sesuatu. entah itu apa aku pun tak tau. Ku pandangi setiap sudut  diwajahmu. Sungguh! Aku terpesona! Namun kau tak menyadari kehadiranku sama sekali. Ayolah! Berpalinglah kepadaku!! Ah! tak bisakah kau melirik kepadaku barang sebentar saja???? namun tetap saja kau acuh tak acuh kepadaku. Sedih memang. tapi tak apa. mungkin kau memang bukan untukku.
Sesaat kemudian. kau pun menghampiriku. dengan gagahnya kulihat kau berjalan semakin dekat ke arah ku berdiri saat itu. percayalah! Jantungku berdebar amat kencang. dan kini jarak antara kita hanya beberapa senti saja. YUP! ternyata benar kau pun menghampiriku. Kau ajak ku berkenalan. Kau pun tau semua yg ada di diriku. dan kau pun lebih memilih aku dari berjuta-juta pilihan yang lain. Terimakasih. aku janji. janji takan mengecewakanmu..

Kau selalu mengajakku kemana pun kau pergi. Kemana pun dan Kapan pun. Apapun yang kau rasakan selalu kau bagi kepadaku. Kau jaga aku sepenuh hatimu. Tak kau  biarkan aku lecet dan tergores sedikit pun. Bahkan kau bilang padaku bahwa aku sangat berharga bagimu. Perhatianmu  itulah yang tak pernah aku lupakan hingga sekarang. Kau sungguh manis :) aku bahagiaa

Tapi kini tak seindah dulu. 3tahun sudah berlalu begitu indahnya. Kau berubah. Kau tak semanis dulu. Kau tak mengindahkan ku lagi layaknya dulu saat kita pertama bertemu. Bahkan kini kau tak menjaga  ku lagi sepenuh hatimu. Ada apa denganmu? Apa kau marah padaku? Apa aku membuatmu kecewa? Atau mungkin kau telah memiliki yang lain? Ini tak adil. Bicaralah padaku. 

Ya! aku memang sudah tak secantik dulu. Tak serupawan dulu. Kini aku tak istimewa lagi untukmu. Terkadang aku sempat mendengar kalau kau ingin memiliki yang baru :( Mengapa? Tak taukah kau bahwa hatiku terluka? 
Aku yang selalu tabah saat kau perlakukan kasar. Aku yang selalu diam saat kau menjadikan ku pelampiasan semua amarahmu. Sakit ! Sungguh ini rasanya sakit :'( sangat berbeda dengan kau yg dulu. Ingin rasanya aku marah padamu. Namun apa daya.. aku tak bisa lakukan apapun. Aku hanya bisa diam dan menerima ini semua dengan ikhlas. Walau pun untuk kesekian kalinya aku dengar kau akan menggantikanku dengan yang lain. 
Kau campakkan aku. kau sakiti aku dengan perlakuan kasarmu. bahkan kau hina aku yg tak sempurna ini. Tak ada kah sedikit di ruang hatimu yang masih kau simpan untukku. tak ada kah?? Sia-sia kah selama ini kita bersama? :'( tuhan. ini tak adil untukku. sungguh! tak adil

Suatu hari kau mengajakku ke BEC (Bandung Electronic Center) tempat dimana orang-orang jual-beli hp laptop dll. entah apa yang akan kau lakukan. Aku berharap semoga mimpi burukku tidak benar-benar terjadi. Kau telusuri semua toko satu per satu. Hingga pada akhirnya kau berhenti di satu toko. dan apa yg terjadi?? kau menjualku!! dan kau membeli HAPE YANG BARU. dengan alasan aku sudah rusak dan ketinggalan jaman. dan kau membeli HAPE model baru! sungguh cantik. sungguh aku merasakan sesak yg amat dalam. Kini aku menjadi sebuah hape yang terbuang :(  Bahkan Aku pun kini berada di deretan HAPE SECOND :(
Selamat tinggal .. Selamat tinggal dan terimakasih telah membeliku 3 tahun yang lalu:( berbahagialah dengan hape barumu :') aku selalu mengenang masa masa indah kita dulu..


Theme : RATAPAN HAPE BEKAS

Rabu, 25 Januari 2012

Short Story: Semudah Itukah?

Aku tak tau harus  darimana memulainya. yang pasti aku mulai menyukaimu sejak pertama kita bertemu. YA! Love At The First Sight. begitulah mereka menyebutnya. Kita memang tak begitu akrab  dan kita juga belum saling mengenal. kita hanya classmate semata namun aku sudah menyukaimu. Ingin rasaku mengenalmu lebih  dekat bukan hanya sekedar orang yg mengamatimu  dari kejauhan. Aku benci menjadi Secret Admirer mu! aku ingin menjadi seseorang yg terlihat olehmu. Hingga pada akhirnya kita pun saling mengenal satu sama lain. Aku tau namamu  dan kau pun tau namaku. Kelas yang baru kita  diami kurang  dari sebulan ini menjadi saksi pertemuan kita. 

Aku bingung. Aku sangat bingung. Bagaimana membuat hubungan kita menjadi semakin dekat. Andai aku punya nomer ponselmu. Ah! mengapa aku begitu gengsi untuk memintanya duluan? coba saja kalau aku lebih berani dari ini. Aku merutuki diriku sendiri. Sudahlah pasti aku akan dapat cara yang lebih indah suatu saat nanti :) fikirku saat itu. Hingga suatu hari dimana kelas sedang kosong alias ngga ada guru yang mengajar aku pun memberanikan diri untuk meminjam ponselmu. Sesaat aku terdiam. Apa yg harus aku lakukan sekarang? Namun akhirnya ide itu muncul. Aku pun berkata "eh nomer kamu apa? misscall ke nomer aku yah" yang di jawab dengan manisnya "oke sok aja". WOHOOO!! akhirnya nomer ponsel mu sudah ditangan. betapa senangnya aku saat itu. Lalu aku sempatkan untuk membuka galery fotomu untuk melihat wajah tampanmu. JLEB!! seketika aku terdiam melihat foto seorang gadis yg ada di ponselmu.tersenyum dengan mainsnya. Kulihat bukan hanya satu tetapi beberapa foto gadis yang sama itu mengisi galery ponselmu - BEBERAPA -. YA!! itu pasti gadismu. ternyata kamu sudah ada yang memiliki :(

Ku tutup harapanku untuk memilikimu yang jelas-jelas takan pernah terjadi. Walaupun kini hubungan kita semakin dekat dari hari ke hari namun aku rasa kita hanya akan sebatas sahabat. Ya! sahabat. tak lebih. Sesak memang. Kita sudah sedekat ini namun kita terbentang jauh karena Status. Huh! harus ku terima.

Bulan demi bulan kita lewati bersama hingga pada akhirnya rasa suka dan sayang yang ku pendam selama ini terbendung begitu hebatnya. Ingin aku mengungkapkannya. tapi aku terlalu takut  untuk itu. Aku coba memberi kode-kode kecil dan ia menanggapinya. Perlahan kau pun tau isi hatiku. kau pun akhirnya tau yg kurasakan selama ini. Namun satu jawaban yang kau beri "Aku  juga menyukaimu sejak awal". Apa aku bermimpi?? dia juga menyukaiku sejak pertama kita bertemu. Sulit untuk dipercaya tapi ini benar-benar terjadi. WOW! dia pun memendam perasaan yang sama selama ini. TAPI TUNGGU!! bagaimana dengan gadisnya? sudah putuskah? sudah bosankah dia???? 
dan coba tebak apa yang terjadi? dia rela memutuskan hubungannya dengan gadisnya itu demi aku. hanya demi aku. hidup memang misterius! dan sejak itulah aku menjalin hubungan dengannya.

Kemesraan kita semakin menjadi-jadi dari hari ke hari. Sampai 2 bulan berlalu begitu indahnya. Tak ada hari tanpa ku lewatkan bersamamu. Rasa sayang yang dulu hanya bisa ku pendam kini akupun bisa dengan leluasa mencurahkannya. Tak pernah terbayangkan jika suatu saat kamu tiba-tiba pergi. Jangan. Kumohon. Aku tak mau. Ijinkan aku untuk memilikimu.

Suatu hari ketika cuaca sama sekali tidak mendung dan tidak ada tanda tanda akan turun hujan. namun tiba-tiba seperti ada kilat yang teramat dasyat yang menyambar. disini. dihati ini. Kudengar pengakuan mu yang amat menyakitkan untukku. Kau berkata padaku "aku masih sayang sama dia" yang artinya kamu masih memiliki rasa pada gadismu dulu. gadis itu!!. Gadis yang kulihat fotonya tersimpan rapih di ponselmu 6bulan lalu. Yang kau putuskan demi aku. Hanya demi aku. dan kini tiba-tiba kau kembali menyayanginya.. JLEB!! (jurang mana jurang??) 
Masih terbayang dibenakku kata-kata mu itu. aku-masih-sayang-dia. 4 kata yang mampu menyayat hati!! AHAHA semudah itukah kau terbangkan hatiku dan kau jatuhkan kembali??? Semudah Itukah???

Minggu, 08 Januari 2012

BOSAN HIDUP?? INGIN BUNUH DIRI? pikir 100x :)


" Yakin masih mau bunuh diri?"

Suatu malam disaat sedang terlelap tidur, entah malam apa itu tepatnya yang pasti hari itu lumayan lelah melakukan rutinitas yang berhubungan dengan skripsi  ( waktu itu masih muda langsing mencintai R41N “my name is rain..” dan sangat gemar nangkring di kampus untuk menjadi macan..rrrraaarrr ). Tidur aga larut, dalam hitungan menit sudah langsung terkapar tak ingat waktu tak ganti baju tak gosok gigi tak cuci kaki. Tiba-tiba mendengar suara seperti tangisan menyedihkan suara perempuan, suaranya aga keras di telinga…lumayan mengganggu lelapnya tidur saya malam itu.

Bulukuduk berdiri, mata yang tadi sudah sangat rapat sontak terbuka membelalak kaget. Setahu saya, pintu kamar sudah terkunci rapat semenjak tadi saya memutuskan untuk tidur. Suara tangisan perempuan masih terdengar cukup jelas dan waktu kala itu menunjukkan pukul 1 malam, rasanya tidak mungkin orang rumah yang malam itu menangis, suaranya tidak terdengar seperti suara nenek tante atau bahkan sepupu perempuan saya. Lambat laun suaranya terdengar semakin melemah dan menyayup. Tiba tiba saja saya ingat, jika kita menganggap itu suara tangisan kuntilanak (hantu) dan suaranya terdengar keras…berarti dia sedang berada cukup jauh dari kita, namun jika terdengar sayup dan lemah.. berarti sosok hantu itu berada sangat dekat dengan kita. Mata saya lantas melotot hampir keluar… mmmh berarti, dia sedang ada disebelah saya ya sekarang?

Rasanya mata saya masih hampir keluar, saat tiba-tiba suatu sentuhan dingin di punggung saya terasa sangat nyata, membuat suasana kamar malam itu bagai di neraka ( saya ga tau sih neraka seperti apa… amit amitttt, tapi suasana malam itu terasa cukup menyiksa saya ). Posisi badan saya memang sudah diset untuk menghadap tembok saat tertidur tadi, mata kembali saya tutup rapat karena aga ngeri membayangkan apa yang ada dibalik punggung saya. Sesuatu menyerupai tangan masih menempel di punggung, walau menyentuh punggung yang berbalut kaos..tapi dinginnya masih bisa saya rasakan seperti langsung menempel di kulit punggung.

“Neng…neng….bangun….neng…tolong saya…”, suara yang cukup parau berhasil membuat mata saya merem melek…hmmmmpht saya bisa jamin, wahana halilintar kalah menegangkan jika dibandingkan suara parau yang memanggil manggil saya saat itu. “Saya tau kamu ngga tidur, saya bukan mengganggu…”, kembali saya dengar suara tangisan sedih setelah itu. Dengan perasaan tak karuan dan berat hati, pelan saya balikkan badan menghadap kearah suara tersebut.

Dibelakang saya, berdiri seorang perempuan kurus memakai daster putih penuh tanah, kulitnya pucat merata seperti memakain foundation putih sebadan badan, hanya saja ada beberapa tetesan darah di bagian mata hidung dan mulut yang menurut saya sih disitulah bagian yang cukup mengerikannya. Mulut saya menganga menatap sosok asing yang sekarang berada tepat di depan mata saya. Mulut semakin menganga melihat seutas tambang melingkar di lehernya, terlihat terikat dengan sangat kencang… mungkin inilah penyebab suaranya menjadi parau dan lemah. Reflex saya berkata, “Kamu siapa? Mau kamu apa?” dengan mata sedikit berkaca-kaca saking kaget bercampur takut.

Dia menjawab, “ tidak perlu tahu siapa saya, saya minta tolong neng siapa tau neng bisa bantu saya, sesak neng…. Saya sulit bernafas”, sambil tangannya mencengkram tambang yang melilit di leher . suara tangisannya mulai terdengar lagi, kali ini perasaan takut saya berubah menjadi perasaan iba dan sedikit kasihan sekaligus bingung, saya tidak mengerti apa yang bisa saya bantu untuk menolong dia. Saya coba untuk meraih tambang itu, perasaan takut yang tadi sempat aga menggila sekejap sirna. Namun apa daya samasekali saya tidak bisa menyentuh seperti ada sesuatu hal yang menghalangi. Dengan berat saya menggelengkan kepala, “maaf…saya tidak bisa bantu..teh…maaf”. kembali saya dengar suara terisak dengan suara yang parau keluar dari mulutnya.

Posisi dia sekarang duduk hampir seperti bersujud, dengan suara tangisan yang kini sudah tidak mengisak lagi, kini lebih terdengar seperti meraung. Singkat cerita, malam itu akhirnya saya memiliki teman baru, karena walau saya tidak bisa membantunya, tp malam itu kami habiskan dengan duduk berdua dan berbincang. Dengan hanya memanggil “teteh” dan dia memanggil saya dengan sebutan “neng” kami bahkan tidak saling mengetahui nama kami satu sama lain.

Kisahnya memang aga tragis, akhir hidupnya  dilalui dengan kisah yang pilu. Bekerja sebagai pembantu rumahtangga sebuah keluarga yang dulunya tinggal tak jauh dari rumah yang saya tinggali pada umur belasan tahun. Kemudian berpacaran dengan seorang laki-laki yang sering mengunjungi rumah majikannya. Hingga tak sadar akhirnya kisah cinta mereka menghasilkan benih yang mereka tak harapkan. Si lelaki kabur, tinggalah dia janin dan rasa malu untuk pulang yang tersisa. Bunuh diri adalah jalan yang dipilihnya, dia bercerita bahwa saat itu dia pikir semuanya akan tuntas dengan “Mati”. Ternyata pikirannya salah, dia yg telah membunuh anak yang ada di kandungannya juga membunuh dirinya sendiri….kini menyesal atas keputusannya.

“ teteh pikir, dengan kematian..semua masalah teteh akan tuntas dan teteh tidak perlu memikirkan hal yang membuat teteh tertekan ..ternyata teteh salah, sekarang jauh lebih menderita…sendiri, dingin, sesak, dan  tidak ada sesuatupun yang bisa membantu teteh..”

Deg! Jantung saya berdebar cepat mendengar pengakuannya. Betapa tidak, beberapa kali sempat saya terpikir untuk mengakhiri hidup. Mungkin kalian pernah mendengar cerita saya, dulu peter cs sempat beberapakali mengajak saya untuk “ikut” mereka. Padahal kalau itu saya lakukan, mungkin di alam sana pun saya tidak akan bertemu Peter dan teman-teman yg lain. Mungkin saya akan merasakan apa yang dirasakan oleh wanita malang yang sekarang tengah menangis pilu di hadapan saya. Dia juga bilang, “rasanya seperti tidak diterima dimana-mana, di alam manusia sudah jelas tidak mungkin bisa kembali… di alam setelah mati pun tidak”.

Coba pikirkan beribukali jika diantara kalian ada yang berpikiran untuk mengakhiri hidup dengan sengaja, hal-hal yang menurut kalian sangat berat dihadapi kali ini hanya setitik saja dari penderitaan yang akan kalian rasakan nanti disana. Masalah, penderitaan, dan segala kesedihan itu adalah sesuatu yang harus dihadapi, bukan dihindari. Mungkin gampang buat saya menulis hal seperti ini seolah saya adalah manusia yang sangat optimis dalam menghadapi segala permasalahan, tapi dengan menyaksikan sendiri pengakuan seorang teman dari dunia lain, percayalah…. Kisahnya membuat permasalahan terasa menjadi lebih ringan. Semoga cerita yang saya bagi untuk kalian bisa membuat kalian yang sedang merasa tertekan menjadi lebih hati-hati dalam mengambil langkah.
 

Blog Template by YummyLolly.com // PS Brush by Pink On Head