Rabu, 29 Februari 2012

Short Story: Itu cukup indah. Cukup.

"Manisnya dunia ini :)"
"indahnya dunia ini :)"
Tak ingin cepat berakhir rasanyaa
Seakan baru kemarin aku mengucapkannya namun sekarang seketika semua berubah. Tak ada senyuman! Tak ada nyanyian! Tak ada tarian kesana kemari! hanyalah aku disini. dengan kepedihan.
Apa lagi yang aku harapkan? sudah jelas-jelas ia tidak menyayangiku. Ya! ini masih tentangnya. Ia yang beberapa waktu lalu menyayat hatiku dengan ucapan yg ia lontarkan "aku-masih-sayang-dia" dan ia yang beberapa waktu lalu berjanji untuk tidak lagi menyayanginya. -seorang gadis dari masa lalunya- 
Janji? Ah! seharusnya aku bisa menduga. Kau takan bisa memenuhi janjimu. Tapi aku dengan bodohnya terus saja mempercayaimu.

Sakit, sayang.
Tak tau kah kau bagaimana rasanya hatiku?
Hancur! sangat hancur
Pesan singkat yang kau kirimkan kepadanya sore itu jelas-jelas berkata bahwa kau menginginkannya kembali ke sisimu. Kau katakan padanya "bolehkah aku bersamamu kembali suatu saat nanti?" dan kau berkata lagi "pokonya aku akan kembali ke sisi mu lagi."
HEY!! TAK TAU KAH AKU INI MASIH KEKASIHMU?? atau kah kau sedang bersandiwara seakan aku tak tau dan aku takan marah membacanya ??? begitu kah??
Tidakkah kau berfikir saat itu betapa hancurnya hatiku? betapa hilangnya semua harapan yang ku punya selama ini.
Apa yang ada di fikiranmu? tak bisakah kau menjaga perasaanku barang sedikit saja? tak bisa kah?
LALU APA ARTI SEMUA INI? untuk apa kau bersamaku saat ini jika memang pada akhirnya dia lah yang kau harapkan dan kau inginkan?
Atau kau hanya ingin menjadikanku sebuah boneka barbie nan anggun yang bisa kau mainkan saat kau merasa jenuh? begitukah?
Hatiku yang sedang kau permainkan! bukan barbie!

Okey. Memang  saat itu aku masih meredam amarahku. Aku tidak ingin gegabah sebelum aku mengetahui yg sebenarnya. Aku memulai untuk menanyakannya langsung kepadamu tentang sebuah pesan singkat yg aku baca kala itu. dan kau pun menjelaskannya kepadaku. Aku terdiam. Memang bukan sebuah jawaban yg aku harapkan. Namun setidaknya kamu sudah jujur. Aku hargai itu.
Kau akui kalau kau memang berkata seperti itu padanya. dan memang benar kalau kau ingin kembali lagi padanya.
Maaf. Maafkan aku yang saat itu meneteskan air mataku didepanmu. Maafkan aku yang terlihat lemah di depanmu. Tapi setidaknya hargailah perasaanku.  orang yang menyayangimu dan masih tetap menyayangimu walaupun kau kini telah memilih untuk pergi :')


Itu cukup indah. cukup
 

Blog Template by YummyLolly.com // PS Brush by Pink On Head